Pendampingan Mahasiswa Magang Minggu Ke-2: Praktek Wawancara Pelaku Usaha/Petani
Tim pendamping mahasiswa magang yaitu Melia Puspitasari, SP., MP., dan Linda Yulinda Asri, SST., MP., terus membimbing dan membersamai mahasiswa magang jurusan Sosial Ekonomi Pertanian/Agribisnis FP UNTAN. Pada minggu ke-2 ini, kegiatan dilanjutkan dengan melakukan praktek wawancara dengan pelaku usaha/petani di sekitar lingkungan BSIP Kalimantan Barat berdasarkan kuisioner yang telah disusun oleh masing-masing mahasiswa. Beberapa hasil wawancara yang dilakukan terhadap responden adalah sebagai berikut:
1). Wawancara dilakukan terhadap petani pepaya bernama Bapak Sinjician Alan yang telah berpengalaman bertani pepaya selama 10 tahun. Dari wawancara tersebut didapatkan informasi data yaitu jenis/varietas papaya yang dibudidayakan adalah pepaya California seluas ± 600 m² dengan sistem sewa lahan 1 tahun. Beliau membudidayakab bibit secara mandiri. Dari segi budidaya pertanian, disampaikan juga proses olah tanah, pemupukan, penanaman, dan pengendalian terhadap hama dan penyakit tanaman yang dihadapi seperti busuk akar, bercak daun, dan hama kutu perisai. Rata-rata bobot buah saat panen berkisar 1 kg dengan harga Rp. 4.000/kg. Pepaya yang sudah berbunga hingga siap panen berumur 3 bulan. Petani menjual hasil panennya ke pedagang pengepul.
2). Wawancara selanjutnya dilakukan terhadap petani nenas di Jl. Parwasal Dalam yang merupakan sentra budidaya nenas terbesar di Siantan Hulu, Kec. Pontianak Utara. Terdapat 12 orang petani nenas, di wilayah ini salah satunya Bapak Dahlan. Beliau memiliki pengalaman dalam bertani selama 25 tahun dengan luas lahan yang dimiliki yaitu 3 Ha. Perkebunan nenas beliau mampu memproduksi 3-6 ton dalam sekali produksi, tergantung keadaan lingkungan. Dalam 3 bulan, tanaman nenas sudah dapat dipanen, dimana hasil panen yang didapat didistribusikan ke pengepul maupan langsung di jual di Pasar Flamboyan, Siantan dengan harga Rp. 5.000/buah. Menariknya adalah tidak ada pengeluaran untuk pemupukan maupun penyemprotan, namun yang perlu diperhatikan adalah biaya/upah Tenaga Kerja.
3). Terakhir, wawancara dilakukan dengan Bapak Sali yang berlokasi di Jl. Kebangkitan Bersama dengan pengalaman 7 tahun membudidayakan tanaman lidah buaya. Lokasi yang digunakan Pak Sali sudah terpisah dengan lahan yang lainnya, pemilihan lokasinya pun sudah baik dengan struktur tanah gembur dan subur didukung dengan drainese dan penyinaran matahari yang cukup, luas sekitar 1 Ha. Beliau juga menjelaskan terkait persiapan pengolahan lahan, penanaman dan pemeliharaan, serta pengendalian terhadap hama dan penyakit. Pemanenan dilakukan menggunakan pisau dengan jumlah panen tergantung dari permintaan pabrik. Hasil panen keseluruhan dapat mencapai 3,5 ton dengan harga Rp. 1.700/kg pengemasan menggunakan keranjang yang mana 1 keranjang kapasitas 30 kg.
Identifikasi dilakukan sebagai data dalam analisis usahatani untuk mengetahui keuntungan serta layak/tidaknya usahatani untuk terus dikembangkan sehingga dapat dievaluasi analisis usahataninya. Semoga kegiatan ini dapat memberi manfaat bagi mahasiswa magang di BSIP Kalimantan Barat.